Teknik Budidaya Pegagan

Pegagan (centella asiatica) merupakan tanaman yang dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi (1-2500 mdpl) dengan curah hujan 8-9 bulan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal suhu udara antara 20-25 oC dan kelembaban 70-90% dan pH 6-7. Pegagan juga memiliki beberapa nama di beberapa daerah di Indonesia seperti daun kaki kuda, daun aga, pegagan, rumput kaki kuda dan antaran gede. Selain di Indonesia pegagan juga dikenal oleh beberapa beberapa nama asing seperti Amerika (Gotu kola), Jerman (Wassernabel) dan Malaysia (pegagan ular).

Pegagan ini merupakan tanaman yang dapat hidup di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Pegagan tumbuh secara merayap, tidak berbatang dengan tinggi tanaman 10-50 cm. Daun tersusun dalam roset akar dan bentuk daun seperti kipas dengan permukaan daun licin serta tepi daun melengkung ke atas dan bergerigi. Diameter daun 1-7 cm.

Tangkai daun pegagan berbentuk pelepah, agak panjang dan berukuran 5-15 cm. Bentuk bunga bundar lonjong, cekung dan runcing ke ujung. Kelopak bunga tidak bercuping serta tajuk bunga berbentuk bulat telur dan meruncing ke ujung.

Buah tanaman pegagan kecil, panjang 2-2,5 mm dan lebar 7 mm. Akar rimpang dengan banyak stolon.

Pada akar, batang dan daun pegagan mengandung : senyawa glikosida, triterpenoida, alkaloida, hidrokotilin, steroid, tannin, minyak atsiri, gula pereduksi dan garam mineral seperti K, Na, Mg, Ca dan Fe.

Dalam tahapan budidaya pegagan harus melalui tahapan-tahapan seperti pada penjelasan di bawah ini :

a. Persiapan dan pengolahan lahan
Tujuan dari pengolahan lahan adalah untuk membuat kondisi fisik lahan cukup remah dan gembur guna menunjang pertumbuhan yang baik bagi tanaman, serta untuk mengurangi populasi gulma. Jika lahan yang digunakan adalah persawahan, maka dalam pengolahannya perlu membuat saluran air, pencangkulan dan penggemburan tanah serta pembuatan bedengan.

Secara umum pegagan dapat tumbuh di sembarang tempat, daerah dan waktu dalam arti dapat ditanam baik di tegalan atau persawahan, di daerah dataran tinggi maupun rendah dan ditanam baik di musim kemarau atau penghujan.

b. Persiapan bibit
Bibit harus berasal dari tanaman yang benar-benar sehat, kuat serta tidak terserang hama dan penyakit. Secara umum pegagan dapat dikembangbiakan dengan biji dan stolon. Stolon yang diambil sudah berakar dan setiap ruas dengan panjang stolon minimal 3 ruas.

c. Penanaman
Bibit pegagan berusia 4-6 minggu dianjurkan ditanam dengan jarak 20x20 cm dan langsung dilakukan penyiraman.

d. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan dilakukan untuk mendapatkan pegagan yang sehat dan berkualitas, meliputi :
- Penyiraman dilakukan 1-2 kali setiap hari, tergantung kondisi lahan.
- Pemupukan dilakukan 2-3 kali tiap 1 kali masa tanam, yaitu saat awal penanaman, pertengahan pertumbuhan vegetatif dan saat siap waktu.
- Penyulaman dimaksudkan untuk mengganti tanaman yang tidak berhasil tumbuh dan dilakukan setelah tanaman berumur 2-4 minggu di lahan.
- Penyiangan dimaksudkan untuk menghindari tumbuhnya tanaman pengganggu serta untuk memperbaiki struktur tanah dan dilaksanakan 1-4 minggu setelah tanam dan selanjutnya dilakukan secara rutin tiap 1 bulan.

e. Penanggulangan hama penyakit
Dianjurkan untuk menggunakan pestisida nabati guna mengendalikan hama belalang dan ulat pemakan daun. Larutan pestisida nabati berupa bunga krisan, mimba, tembakau, akar tuba, lengkuas, sereh, daun sambiloto/bawang putih yang setelah dicampur, dijadikan larutan dan disemprotkan pada tanaman untuk pengendalian hama. Penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit busuk akar. Usaha preventif yang dapat dilakukan adalah menjaga keseimbangan kelembaban tanah.

Saat pemanenan adalah pada saat tanaman umur 3-6 bulan. Pemanenan pegagan yang dilakukan sebanyak 3 kali dengan cara memotong tanaman dari pangkal, dengan alat yang bersih dan tajam.

Sumber :
http://www.scribd.com/doc/52412831/Teknik-budidaya-Pegagan

1 Response to "Teknik Budidaya Pegagan"

  1. ayo segera bergabung dengan kami di IONQQ^^com
    add pin bb 58ab14f5 || ditunggu ya^^

    ReplyDelete

wdcfawqafwef